EVALUASI AKHIR TAHUN

EVALUASI AKHIR TAHUN



Kata evaluasi menjadi sangat populer di setiap akhir tahun seperti saat ini. Hal ini disebabkan karena pada umumnya individu, perusahaan, dan organisasi akan melakukan evaluasi di akhir tahun.    Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan apa yang direncanakan dengan  apa yang telah  dicapai.  Perusahaan melakukan evaluasi yang mencakup evaluasi kinerja keuangan, pemasaran,   produksi, dan personalia. Hasil evaluasi akan digunakan untuk menyusun strategi untuk tahun yang akan datang. Selain itu hasil evaluasi juga akan digunakan untuk memutuskan apakah perusahaan  akan membagi jasa produksi atau tidak. Pembagian jasa produksi biasanya dengan syarat tujuan atau target yang telah ditetapkan dapat dilampaui. Jika perusahaan membagi jasa produksi, berapa persen (%) yang akan dibagikan.

Pentingnya Evaluasi
Evaluasi seringkali menjadi keengganan baik bagi pimpinan maupun bawahan. Disamping itu perusahaan seringkali tidak melakukan karena  tidak tersedianya alat evaluasi yang berupa rencana dan tujuan yang akan digunakan sebagai standar dan atau tidak tahu bagaimana harus melakukan  evaluasi.  Suka atau tidak suka, pimpinan harus melakukan evaluasi, karena pimpinan perlu memastikan bahwa tindakan para karyawan benar-benar membawa perusahaan ke arah tujuan yang telah ditetapkan.   Pimpinan akan senantiasa mengawal agar perusahaan tetap melintas di jalur yang benar. Seandainya karena sesuatu dan lain hal harus menyimpang dari tujuan semula, maka pimpinan tidak akan membiarkan terlalu jauh menyimpang dari tujuan semula tersebut.  Lebih dari itu, dalam evaluasi pimpinan perlu mengukur efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuannya, dalam arti  seberapa besar capaian yang telah diraih oleh perusahannya.

Idealnya perusahaan menetapkan tujuan dengan jelas,  terukur, dan mencantumkan kerangka waktu pencapaiannya.  Tujuan akan dijadikan pedoman bagi karyawan, sehingga dengan tujuan yang jelas, terukur, dan ada kerangka waktunya  akan memudahkan bagi karyawan untuk menggunakannya. Selain  itu ketika proses evaluasi dilakukan, akan mudah untuk mengukur tingkat pencapaiannya. Tujuan atau sering disebut target perusahaan pada umumnya ditetapkan pada awal tahun.
 Hasil evaluasi dapat dikelompokkan menjadi tiga (3)  kategori, yaitu: belum  mencapai tujuan (<), sama dengan tujuan (=), atau melebihi tujuan   (>). Dari hasil evaluasi, perusahaan akan masuk pada salah satu kategori. Dari ketiga kategori tersebut yang menjadi titik kritis adalah apabila capaian belum mencapai (<) tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pimpinan akan mencari penyebab capaian tidak sesuai dengan tujuan, dan mencari solusi bagaimana agar ke depan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Apa yang Dievaluasi?
Apa saja yang akan dievaluasi akan mengacu pada apa saja yang menjadi tujuan pada awal tahun atau apa saja yang direncanakan pada awal tahun.  Pada umumnya perusahaan akan  menyusun rencana dan tujuan sesuai dengan kegiatan bisnisnya. Dengan demikian apabila bisnisnya berbeda, maka rencana dan tujuan juga berbeda, sehingga apa yang akan dievaluasi juga berbeda. Pada perusahaan manufaktur  rencana dan tujuan antara lain akan mencakup laba, produk yang dihasilkan dan kualitas yang diinginkan, volume penjualan dan market share, serta kinerja karyawan pada tingkat tertentu. Sementara itu pada perusahaan dagang, rencana dan tujuan    akan mencakup tingkat keuntungan, volume penjualan, jumlah item produk yang dijual, dan pelayanan konsumen.  Meskipun demikian pada perusahaan yang sama, rencana dan tujuan yang disusun dapat berbeda yang disebabkan perbedaan pertimbangan dan kepentingan dari masing-masing perusahaan. Pada kasus seperti ini, maka  evaluasi yang dilakukan juga berbeda.  Meskipun demikian banyak perusahaan yang melakukan evaluasi masih sebatas membandingkan laba tahun ini dengan laba tahun sebelumnya.

Siapa?
Untuk memperlancar proses evaluasi, pada umumnya perusahaan sudah menentukan siapa yang akan melakukan evaluasi dan apa saja yang akan dievaluasi. Hal ini akan membantu karyawan maupun penilai dalam proses evaluasi, di mana kedua belah pihak merasa “enak” dan siap untuk evaluasi.  Kita ambil salah satu contoh evaluasi  perusahaan manufaktur di atas, yakni evaluasi kinerja karyawan yang akan dilakukan oleh atasan langsung karyawan tersebut. Hasil evaluasi akan dikembalikan kepada karyawan yang bersangkutan untuk  dimintakan persetujuan. Apabila karyawan yang dinilai setuju dengan penilaian atasa, ia dapat membubuhkan tandatangan sebagai tanda setuju, namun apabila tidak sesuai akan didiskusikan dengan atasan langsung. Dalam hal tidak ada titik temu antara karyawan dengan atasannya, maka penilaian akan dimintakan kepada atasannya lagi.  Bagaimana hasil penilaian atasannya lagi dianggap final, dan harus diterima oleh karyawan yang bersangkutan.

Dalam evaluasi akan dilanjutkan untuk hal-hal lain seperti laba yang diperoleh, jumlah yang diproduksi, kualitas yang diinginkan, volume penjualan, market share, kepuasan konsumen, dan  lain-lain.  Evaluasi terhadap masing-masing item ini akan dilakukan oleh bagian yang menanganinya. Misalnya evaluasi laba yang diperoleh akan dilakukan oleh bagian keuangan, evaluasi jumlah yang diproduksi akan dilakukan oleh bagian produksi, evaluasi kinerja karyawan akan dilakuakn oleh bagian SDM,  evaluasi  kepuasan konsumen akan dilakukan oleh bagian pemasaran. Dari semua hasil evaluasi ini kemudian digabung untuk diukur apakah hasil-hasil  yang dicapai kurang dari (<), sama dengan (=), atau lebih dari (>) yang telah direncanakan. Pada tahap ini evaluasi akan dilakukan oleh top manager. 

Kapan?
Pada umumnya perusahaan melakukan evaluasi pada akhir tahun, meskipun secara prinsip evaluasi dapat dilakukan setiap semester, catur wulan, triwulan, bulanan, mingguan, bahkan harian. Pemilihan momentum akhir tahun mempunyai maksud bahwa saat akhir tahun bersamaan dengan penyusunan strategi, rencana, dan tujuan untuk tahun aynag akan datang. Dengan demikian dari  sekali kegiatan dapat mencapai dua tujuan sekaligus yakni evaluasi dan penyusunan tujuan dan strategi. Meskipun demikian, evaluasi yang dilakukan di akhir tahun tanpa ada evaluasi sebelumnya mempunyai kelemahan karena perusahaan tidak sempat melakukan perbaikan-perbaikan sebelum periode satu tahun tersebut berakhir.  Akan lebih baik jika perusahaan melakukan evaluasi dalam jangka waktu yang lebih pendek, misalnya bulanan kemudian hasil evaluasi bulanan itu akan digunakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga dalam tahun ebrjalan telah dilakukan perbaikan. Sementara itu pada akhir tahun tetap dilakukan evaluasi secara keseluruhan, dengan tujuan untuk mengukur capaian perusahaan secara keseluruhan dan sekaligus menyusun rencana tahun depan.
Menggunakan pepatah better late than never, maka bagi perusahaan yang baru melakukan evaluasi akhir tahun saja, sudah lebih baik dari pada tidak melakukan evaluasi sama sekali. Demikian pula bagi perusahaan yang evaluasinya masih sebatas membadingkan laba tahun ini dengan laba tahun sebelumnya, setidaknya sudah mulai melakukan evaluasi dari satu   aspek, selanjutnya dapat ditambah aspek mana yang dinilai signifikan bagi perusahaan.
Selamat melakukan evaluasi tahun 2011, selamat tahun baru 2012,  semoga sukses.

Sri Haryani, Dra. M.Si
Dosen STIM YKPN

Previous
Next Post »